Karena di sini, dia bebas melangkah, tak peduli kejamnya dunia memakinya...
Kamis, 02 Januari 2014
Tanganku Menangis, Lagi
Hai my dear, selamat datang di 2014
Sudah mengawali dengan apa di bulan pertama?
Senyum, bahagia, canda, atau tawa?
Aku berharap kamu mengawalinya dengan penuh kehangatan
Ahh, maaf
Kali ini tanganku akan menulis kisah sedih lagi
Curhatan anak muda yang terombang ambing dalam ketidakpastian
Seandainya saja kamu bisa berbicara, ahh sudahlah
Cukup lah menjadi pendengar setia ku itu sudah membahagiakan bagiku
Hari ini, tanggal 2 Januari 2014, sudah genap 78 hari aku bersamanya
Entahlah apa yang harus ku katakan padamu, aku takut kau marah
Sejujurnya, aku sangat bahagia
Karena kehadirannya di hidupku, aku sudah terlepas dari belenggu masa lalu yang selama hampir 3 tahun mengikatku
Aku menyukainya, aku menyukainya karena dia memahamiku
Mungkin, dia lebih bisa menerimaku
Mungkin, dia lebih bisa berada di sampingku
Mungkin, dia lebih membuatku tersenyum dari pada menangis
Mungkin, dia lah orangnya yang selama ini aku tunggu
Aku menyayanginya, aku seperti terlahir kembali bila bersamanya
Hatiku lebih sering berdetak dengan kencang karenanya
Aku menyayanginya, aku menyukainya, aku benar benar menyukainya
Dia pun berkata padaku juga begitu
Dulu, dia sering menyapa pagi siang dan malamku
Dulu, dia sering menyapa sholat ku
Dulu, dia lebih memperhatikan ku
Iya, itu dulu, tak seperti hari ini
Maaf, karena aku menulis semua ini dengan air mata
Jujur saja, aku tak tahu dimana yang salah
Dimana yang harus aku ubah
Dimana yang harus menjadi permasalahan
Tidak bisakah kembali seperti dulu
Aku rindu
Hatiku, sering sakit dan sesak
Aku, lebih sering menghela nafas panjang
Entahlah karena apa
Aku mencoba untuk tidak gelisah seperti katanya
Aku mencoba untuk tetap berfikir bahwa tidak seperti itu
Aku mencoba untuk tetap seperti biasa, menyapanya dengan senyum
Aku percaya padanya
Aku percaya, semua yang ada saat ini akan ada masanya
Entah seberapa lama aku harus menunggu
Tuhan ku sudah merencanakannya lebih dari apa yang ku kira
Ku harap Dia mendengarkan dan menjabah doa ku
Aku tak harap banyak tentangnya, aku hanya ingin dia terbuka padaku
Aku pernah sakit lebih dari ini, aku ingin lebih dewasa, lebih memahaminya
Aku juga ingin dia memahamiku
Tidak banyak, hanya menyapaku dan memberiku kabar itu sudah cukup
My dear, bisakah sampaikan salam rinduku padanya?
Katakanlah, bahwa aku merindunya, sangat merindunya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar